Selasa, 12 Juli 2016

Kritikan Dan Fitnahan Akan Menyebabkan Timbulnya Keraguan Di Dalam Masyarakat, Terhadap Buddha Dharma, Terhadap Semua Ajaran Agama Jadi Kehilangan Keyakinan

Kritikan dan fitnahan akan menyebabkan timbulnya keraguan di dalam masyarakat, terhadap Buddha Dharma, terhadap semua ajaran agama jadi kehilangan keyakinan. Akibat dari perbuatan ini sungguh besar sekali, kehilangan keyakinan ini di dalam sutra disebut sebagai memutuskan jiwa kebijaksanaan Dharmakaya insan lain, dosa ini lebih berat daripada membunuh tubuh kasar manusia. Anda memutuskan jiwa kebijaksanaan Dharmakaya-nya, buah akibatnya adalah jatuh ke neraka, sungguh mengerikan, tindakan ini tidak boleh dilakukan.

Saat kita mendengar fitnahan, lekaslah melafal Amituofo di dalam hati, jangan biarkan hal lainnya datang mengganggu, lindungi hati suci diri sendiri, keseimbangan batin. Jika memang tidak sanggup menahan diri lagi, maka segeralah menjauh; jika masih dapat bertahan maka lafallah Amituofo, dia menfitnah kami, kami melafal Amituofo melimpahkan jasa kebajikan kepada dirinya, ini baru betul, semoga dapat mengurangi beban karma buruknya.

Terhadap orang, masalah dan makhluk lainnya haruslah dapat membedakan dengan jelas kenyataan yang sesungguhnya, dipahami dengan benar, jika tidak memahaminya dengan jelas dan seksama, lalu melontarkan kritikan, fitnahan, sangat mudah menjatuhkan tuduhan yang tidak benar pada orang lain. Insan yang diperlakukan dengan sangat tidak adil, tiada tempat untuk mengadu, akibat dari karma ini siapa yang akan menanggungnya? Si pelaku saat sekarang belum menyadarinya, setelah mati akan jadi mengerti, saat itu menyesal sudah terlambat.

Para insan suci dan bijak, para Buddha dan Bodhisattva, para guru sesepuh juga mengajari kita, belajar Ajaran Buddha harus melatih Ksanti Paramita (kesabaran),  “Pertapa Kesabaran” adalah contoh teladan yang baik bagi kita. Bila mendapat perlakuan yang tidak adil juga tak perlu mengeluh, dengan demikian mengeliminasi rintangan karma diri sendiri, menambah jasa kebajikan diri sendiri, tidak perlu membela diri dan mencari keadilan bagi diri sendiri, tidak perlu membalas dendam, tidak boleh.

Ajaran Mahayana terutama Ajaran Sukhavati, di dalam hati memandang semua makhluk sebagai Buddha, bernamaskara dan menghormati para Buddha, memuji Tathagata, takkan ada fitnahan. Dia menfitnahku, menghinaku, mencelakaiku, saya tetap akan berterimakasih padanya, mengapa demikian? Membantuku mengeliminasi rintangan karma.

Kelahiran ini saya tidak melakukan karma buruk yang berat, namun mungkin pada masa kelahiran lampau melakukannya, beberapa kelahiran atau kalpa yang lampau. Dengan penuh sukacita menerimanya, segala fitnahan sudi ditanggung, bagus, di hati tiada ganjalan, sepatah Amituofo dilafal berkesinambungan, di dunia ini tiada yang kita inginkan, namun hanya memohon terlahir ke Alam Sukhavati.

Maka itu kita bisa hidup berdampingan dengan harmonis dengan semua insan, tidak bersaing dengan orang lain, tiada yang diinginkan. Jika ada persaingan dan keinginan maka akan terjadi pertentangan, kita tidak memiliki keinginan maka takkan ada pertentangan, dengan semua orang tidak bertentangan, sungguh suci, seimbang dan tercerahkan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 11 Juli 2014


 批評、毀謗讓社會大眾會生起懷疑,對佛法、對所有宗教都會失去信心。失去信心,這個因果責任就太大了,失去信心就是經上講的斷人法身慧命,這比殺人身罪還重。你是斷他的法身慧命,果報都在地獄,非常可怕,這事情不能做。我們聽到毀謗,心裡趕緊念阿彌陀佛,不要讓其他東西干擾,保護自己的清淨心、平等心。實在不能忍受,避開;能夠忍受,在這裡念佛,他毀謗我們,我們念佛迴向給他,這就對了,希望減輕他的罪業。對人、對事、對物都要把事實真相搞清楚、搞明白,沒有搞清楚,沒有搞明白,就批評、就毀謗,很容易冤枉人。人要受了重大的冤枉,無處可以申冤,這個因果責任誰來承當?造作的人他現前不知道,死後他就明白了,那個時候後悔莫及。

  古聖先賢、諸佛菩薩、祖師大德都教我們,學佛要學忍辱波羅蜜,忍辱仙人是我們最好的榜樣。受什麼樣的委屈都不必說話,這樣消自己的業障,增自己的功德,不要去申冤,不要去報復,不可以。大乘,尤其是淨宗,心目當中看一切眾生都是佛,禮敬諸佛,稱讚如來,決定沒有毀謗。他毀謗我、侮辱我、陷害我,我還是感謝他,為什麼?替我消業障。我這一世沒有造那麼重的業,也許前世造了,多生多劫以前,保不住。歡歡喜喜的接受,什麼冤枉都願意承當,好,心上沒有事情,一句阿彌陀佛念到底,我們對這個世間什麼都不求,只求往生極樂世界。所以我們跟任何人都能處得很好,於人無爭,於世無求。有求有爭就有衝突,我們沒有求,沒有衝突,跟什麼人都沒有衝突,真的是清淨平等覺。

文摘恭录  二零一四淨土大經科註  (第七十四集)  2014/7/11 

Sumber :
Semilir Sukacita 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar