Ketika Ajaran Buddha tersebar sampai di Negeri Tirai Bambu, orang Tiongkok segera menerimanya, mengapa demikian? Oleh karena orang Tiongkok menjunjung tinggi bakti pada ayahbunda dan menghormati guru, ternyata Ajaran Buddha memiliki kesamaan dengan ajaran setempat.
Manusia yang tidak berbakti juga tidak tahu menghormati guru dan senior, maka takkan bisa meraih keberhasilan apapun. Meskipun bisa berhasil, tetapi sama juga dengan tidak berhasil, mengapa demikian? Oleh karena tidak tidak berbakti pada ayahbunda, dia tidak punya rasa hormat pada gurunya.
Tradisi Tiongkok tempo dulu, hubungan guru dan murid adalah serupa dengan hubungan ayah dan anak, anak kandung guru adalah bagaikan saudara kandung sendiri, bila dia mengalami kesusahan maka harus membantunya, menjaganya sepanjang hidup, sama seperti saudara kandung sendiri.
Tetapi masa sekarang, guru yang bermoral sudah tidak ada lagi. Guru sekarang sudah berubah jadi pebisnis, membuka toko bimbingan belajar, bila anda tidak melunasi uang sekolah maka saya takkan sudi mengajarimu. Guru sudah kehilangan moralitasnya.
Masa kini berbagai bidang profesi sesungguhnya telah melebur jadi satu yakni pebisnis, semuanya sudah berubah jadi pebisnis, segala hal yang memerlukan uang disebut pebisnis.
Maka itu beragam profesi dan karir sebenarnya sudah tidak ada lagi, lantas bagaimana? Ini adalah masalah yang sangat berat! Apabila tidak membangkitkan kembali Ajaran Konfusius yakni “Lima hubungan yang beradab”, “Lima Kebajikan”, “Delapan Moralitas, maka dunia ini tidak bisa diselamatkan lagi.
Siapa yang dapat menyelamatkannya? Beberapa puluh tahun silam saya sudah pernah mengutarakannya, yakni ada dua orang : yang pertama adalah para pemimpin negara, yang kedua adalah pengurus media.
Lihat saja siaran televisi, betapa dahsyatnya pengaruhnya, apabila anda menyiarkan hal-hal positif, maka masyarakat dapat terselamatkan, sebaliknya bila anda menyiarkan hal-hal negatif, maka masyarakat akan menuju kehancuran, anda telah mengajari masyarakat jadi jahat. Kelak anda akan menerima buah akibat yang bagaimana? Jatuh ke Neraka Avici.
Maka itu “Membangun negara dan mensejahterakan rakyat, pendidikan sebagai yang terutama”.
Kutipan Ceramah Master Chin Kung 3 Desember 2015
佛教傳到中國,中國人馬上接受,為什麼?中國人孝親尊師,佛傳來完全相同。人不孝父母,不敬師長,就一無所成。縱然他有成就,還是一無所成,為什麼?他沒有孝養父母,他沒有孝養老師。中國古禮,師徒如父子,老師的兒女跟自己親兄弟完全一樣,他有困難要照顧,照顧一輩子,跟親兄弟完全一樣。現在沒有了,師道沒了。不能怪老師,現在老師都變成商人,開學店,你不繳學費我就不教你。為什麼?師道沒有了。現在這個世界各行各業實際上就是一行,商業,各個都是商業,無論幹哪一行統統都是,要錢就是商業,各行各業沒有了,全是商業。怎麼辦?這個問題太嚴重了,真嚴重!不把五倫、五常、四維、八德恢復起來,這世界沒救。
誰來救?這個話我說得可早了,幾十年前我就意識到,兩種人:一種是國家領導人,一種是媒體主持人。電視,你看影響多大,你要是播出正面的,社會就救了;你播出是負面的,社會就毀掉了,你把人都教壞了。你將來什麼果報?阿鼻地獄,不是假的。「建國君民,教學為先」。
文摘恭錄 — 二零一四淨土大經科註 (第二九三集) 2015/12/3
Sumber :
Keseimbangan Batin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar