Kita bertemu dengan jodoh yang baik, kondisi yang lancar dan segalanya berjalan sesuai dengan keinginan, jodoh baik bertemu orang baik, orang baik memujimu, menyukaimu, tetapi semua ini janganlah taruh di hati, lantas bagaimana pula sikap kita di luar diri? Kita tetap harus memberi apresiasi, jangan malah seperti balok kayu yang mati rasa.
Dalam berinteraksi dengan orang banyak, kita masih harus memerankan peranan kita dengan sebaik mungkin, namun takkan menaruhnya di dalam hati, di luar kita menyikapi apa adanya, semua tata krama dan rasa hormat harus ada dalam sikap yang kita tampilkan, namun di dalam hati kita adalah tak tergoyahkan, ini adalah melatih diri.
Bagaimanapun kita masih berada di dunia manusia, segala budaya dan tata krama dalam dunia manusia haruslah kita jalani, namun tidak boleh taruh di dalam hati, ini disebut melepaskan kemelekatan, setiap saat menjalin jodoh baik dengan orang lain.
Lantas bagaimana pula bila bertemu dengan jodoh buruk, musuh berbuyutan datang menghadang, melihat dirimu dia merasa tidak senang, suka memarahimu, mengkritikmu hingga menghina dirimu, apa yang harus dilakukan?
Menghormatinya, setelah selesai mendengar kritikannya, barulah beranjak pergi, tiada kebencian sama sekali, tiada niat balas dendam, bagaikan semilir musim semi yang berhembus melewati daun telinga, tidak menaruhnya di dalam hati, ini baru betul, tidak menaruhnya di dalam hati adalah menjauhi kebencian.
Kita harus berterimakasih padanya, maka itu melimpahkan jasa kebajikan padanya, mengapa demikian? Dia telah melakukan karma buruk, namun dia sendiri malah tidak menyadarinya, tetapi saya mengetahuinya, perbuatan baiknya akan berbuah pada kelahiran di tiga alam bajik; sedangkan perbuatan buruknya akan berakibat jatuh ke tiga alam rendah, tidak dapat keluar dari enam alam tumimbal lahir.
Kita melimpahkan jasa kebajikan padanya, apakah dia bisa menerimanya? Tentu saja bisa, tetapi apakah dia dapat mempergunakannya? Sekarang masih tidak bisa, harus menanti hingga dia sadar dan bertobat barulah bisa menggunakannya.
Dia akan berterimakasih padamu, dia akan tahu bahwa dia telah bersalah. Maka itu orang awam tidak boleh tergesa-gesa, segala sesuatu bisa mengalami perubahan besar sewaktu-waktu.
Kutipan Ceramah Master Chin Kung 16 November 2015
我們遇到善緣,順境境界,順境、善緣,緣是人事環境,遇到都是好人,好人稱讚你、歡喜你,沒放在心上,但是外面呢?外面不能不表示,不能像個木頭一樣,人情世故要盡到,心裡頭沒有,外面禮貌恭敬都做到,裡面如如不動,這是修行。畢竟我們現在這個環境是在人世間,人世間,人的禮貌要盡到,不能放在心上,這叫放下,面面顧到。要遇到逆境、惡緣,冤家對頭遇到了,看到你不順眼,把你臭罵一頓,把你批評得一文不值,你怎麼樣?恭恭敬敬,聽到了,聽完之後就離開了,沒有怨恨,沒有報復,如春風過耳,不放在心上,這就對了,不放在心上就是厭離。涅槃是寂靜、是真心,涅槃相應,真心相應,真心裡面沒有起心動念。起心動念是妄心,真心不起心、不動念,這叫相應,這叫真修,這叫真功夫。我們要感恩,我們要把自己修行功德給他迴向,為什麼?他造業,他不知道、我知道,他造的善業,果報在三善道;他造的惡業,果報在三惡道,出不了六道輪迴。我們把功德迴向給他,他能不能得到?能得到。能不能受用到?現在不行,必須到有一天他覺悟,他懺悔了,他就得到。得到,他會感恩,他知道他錯了。所以凡事不能著急,時節因緣變化很大。
文摘恭錄 — 二零一四淨土大經科註 (第二八一集) 2015/11/16
Sumber :
Keseimbangan Batin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar