Selasa, 26 Juli 2016

Master Hai Xian : Jangan Belok Tapi Jalanlah Lurus Terus Ke Depan

Master Hai Xian selalu berkata jangan belok tapi jalanlah lurus terus ke depan, sepatah Amituofo dilafal terus menerus, jangan belok, belok berarti mengabaikannya, mengganti melatih Pintu Dharma lainnya. Pintu Dharmanya adalah sepatah Amituofo, sepatah demi sepatah dilafal berkesinambungan, siang malam takkan melupakannya.

Beliau bekerja di ladang, menanami bahan pangan, sayur, buah dan pohon, maka itu pekerjaannya tidak menghalanginya untuk melafal Amituofo, melafal Amituofo juga tidak menghalangi pekerjaannya, dia tidak perlu berpikir.

Ketika berbicara dengan orang lain, setelah selesai, lafalan Amituofo yang ada di hatinya segera bergema kembali, bahkan dengan sendirinya. Mengapa demikian? Setelah lama dilatih sudah menjadi kebiasaaan. Usia 20 tahun mulai melafalnya, 112 tahun terlahir ke Alam Sukhavati, beliau telah melafalnya selama 92 tahun, makanya beliau sudah terbiasa.

Hari ini yang paling penting adalah menjadikan melafal Amituofo itu menjadi kebiasaan kita. Mengapa tidak bisa menjadi kebiasaan? Oleh karena tekad yang tidak bulat, menganggap hidup kita di dunia ini masih lama, ini sudah salah.

Mengenang masa lalu, sesama praktisi, para sahabat, kenalan, berapa banyak yang sudah meninggal dunia. Mereka juga telah memperagakan Dharma kepada kita, menunjukkan kepada kita bahwa kehidupan manusia begitu tidak kekalnya, bilang pergi langsung pergi buat selama-lamanya.

Setelah mengetahui bahwa kehidupan manusia begitu tidak kekalnya, maka mengerahkan segenap usaha untuk melafal Amituofo. Ketika sehela nafas tak kembali lagi, maka ini merupakan persoalan besar. Maka itu dalam menghadapi masalah terbesar dalam kehidupan manusia ini adalah kita harus memiliki keyakinan penuh untuk bisa menghadapi situasi tersebut.

Sedangkan urusan lainnya dilakukan menuruti jodoh saja, baik karir memberi ceramah Dharma, menyebarkan Ajaran Buddha, hal-hal yang memberi manfaat bagi seluruh makhluk, mengerahkan segenap kemampuan untuk melakukannya. Buddha mengajari kita, bila ada jodoh maka harus melakukannya, jika tidak ada jodoh maka janganlah dipaksakan.

Ada jodoh maksudnya ada kesempatan, maka anda akan melakukannya dengan lancar dan berhasil; sebaliknya tidak ada jodoh maka takkan berhasil, dipaksakan juga hanya akan menghabiskan waktu saja, belum tentu ada hasilnya.

Maka itu kalangan Buddhisme mengatakan menuruti jodoh dan tidak memaksakan kehendak, dengan demikian hatipun jadi tenang. Ketika kesempatan datang maka ini adalah hal yang bagus, harus melakukannya, setelah selesai jangan taruh di hati, di hati hanya boleh ada sepatah Amituofo, Buddha Amitabha bukan hanya akan membantu kita terlahir ke Alam Sukhavati, tetapi juga akan membantu kita mewujudkan pekerjaan yang menuruti jodoh tersebut sehingga lancar dan berhasil.    

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 30 Oktober 2015


海賢老和尚常說不拐彎,一直去,一句佛號一直念下去,不拐彎,拐彎就是把它丟掉,換別的法門。他的法門就是一句南無阿彌陀佛,一句接著一句,一天到晚未曾丟失。他工作是在農田裡頭,種田、種糧食、種蔬菜、種樹,所以他工作不妨礙念佛,念佛不妨礙工作,他不用思考。跟人談話,話說完了,他心裡的佛號又起來了,自然起來。為什麼?

時間久了,養成習慣了。二十歲開始念,一百一十二歲往生,他念了九十二年,所以他習慣了。我們今天最重要的是把它養成習慣。為什麼不能養成習慣?生死心不切,認為我的時間還很長,錯了。回過頭看看,我們的同學、同參、朋友,多少人都走了。他們也是給我表法的,也是做給我看的,人命無常,說走就走了。要知道人命無常,我們這個勇猛精進心自然就提起來。一口氣不來怎麼辦?這是大事,這不是小事。

大事真正掌握住了,弘法利生的事情要做,利益一切眾生,盡力盡分去做。佛教給我們,老師也教導我們,有緣就要做,沒有緣不要去做。有緣就是有這些機會,你去做很順利,會做成功;沒有緣你做不成功,勉強去做,浪費時間,未必能得到效果。所以佛家講緣生,不攀緣,隨緣不攀緣,這樣心安理得。機會來了,是一樁好事,一定要做,做怎麼樣?別放在心上,心上要放阿彌陀佛,阿彌陀佛不但幫助我們往生,也幫助我們隨緣的事情順利成就,這個好。

文摘恭錄  二零一四淨土大經科註  (第二七一集)  2015/10/30, sepatah Amituofo dilafal terus menerus, jangan belok, belok berarti mengabaikannya, mengganti melatih Pintu Dharma lainnya. Pintu Dharmanya adalah sepatah Amituofo, sepatah demi sepatah dilafal berkesinambungan, siang malam takkan melupakannya.

Beliau bekerja di ladang, menanami bahan pangan, sayur, buah dan pohon, maka itu pekerjaannya tidak menghalanginya untuk melafal Amituofo, melafal Amituofo juga tidak menghalangi pekerjaannya, dia tidak perlu berpikir.

Ketika berbicara dengan orang lain, setelah selesai, lafalan Amituofo yang ada di hatinya segera bergema kembali, bahkan dengan sendirinya. Mengapa demikian? Setelah lama dilatih sudah menjadi kebiasaaan. Usia 20 tahun mulai melafalnya, 112 tahun terlahir ke Alam Sukhavati, beliau telah melafalnya selama 92 tahun, makanya beliau sudah terbiasa.

Hari ini yang paling penting adalah menjadikan melafal Amituofo itu menjadi kebiasaan kita. Mengapa tidak bisa menjadi kebiasaan? Oleh karena tekad yang tidak bulat, menganggap hidup kita di dunia ini masih lama, ini sudah salah.

Mengenang masa lalu, sesama praktisi, para sahabat, kenalan, berapa banyak yang sudah meninggal dunia. Mereka juga telah memperagakan Dharma kepada kita, menunjukkan kepada kita bahwa kehidupan manusia begitu tidak kekalnya, bilang pergi langsung pergi buat selama-lamanya.

Setelah mengetahui bahwa kehidupan manusia begitu tidak kekalnya, maka mengerahkan segenap usaha untuk melafal Amituofo. Ketika sehela nafas tak kembali lagi, maka ini merupakan persoalan besar. Maka itu dalam menghadapi masalah terbesar dalam kehidupan manusia ini adalah kita harus memiliki keyakinan penuh untuk bisa menghadapi situasi tersebut.

Sedangkan urusan lainnya dilakukan menuruti jodoh saja, baik karir memberi ceramah Dharma, menyebarkan Ajaran Buddha, hal-hal yang memberi manfaat bagi seluruh makhluk, mengerahkan segenap kemampuan untuk melakukannya. Buddha mengajari kita, bila ada jodoh maka harus melakukannya, jika tidak ada jodoh maka janganlah dipaksakan.

Ada jodoh maksudnya ada kesempatan, maka anda akan melakukannya dengan lancar dan berhasil; sebaliknya tidak ada jodoh maka takkan berhasil, dipaksakan juga hanya akan menghabiskan waktu saja, belum tentu ada hasilnya.

Maka itu kalangan Buddhisme mengatakan menuruti jodoh dan tidak memaksakan kehendak, dengan demikian hatipun jadi tenang. Ketika kesempatan datang maka ini adalah hal yang bagus, harus melakukannya, setelah selesai jangan taruh di hati, di hati hanya boleh ada sepatah Amituofo, Buddha Amitabha bukan hanya akan membantu kita terlahir ke Alam Sukhavati, tetapi juga akan membantu kita mewujudkan pekerjaan yang menuruti jodoh tersebut sehingga lancar dan berhasil.    

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 30 Oktober 2015


海賢老和尚常說不拐彎,一直去,一句佛號一直念下去,不拐彎,拐彎就是把它丟掉,換別的法門。他的法門就是一句南無阿彌陀佛,一句接著一句,一天到晚未曾丟失。他工作是在農田裡頭,種田、種糧食、種蔬菜、種樹,所以他工作不妨礙念佛,念佛不妨礙工作,他不用思考。跟人談話,話說完了,他心裡的佛號又起來了,自然起來。為什麼?

時間久了,養成習慣了。二十歲開始念,一百一十二歲往生,他念了九十二年,所以他習慣了。我們今天最重要的是把它養成習慣。為什麼不能養成習慣?生死心不切,認為我的時間還很長,錯了。回過頭看看,我們的同學、同參、朋友,多少人都走了。他們也是給我表法的,也是做給我看的,人命無常,說走就走了。要知道人命無常,我們這個勇猛精進心自然就提起來。一口氣不來怎麼辦?這是大事,這不是小事。

大事真正掌握住了,弘法利生的事情要做,利益一切眾生,盡力盡分去做。佛教給我們,老師也教導我們,有緣就要做,沒有緣不要去做。有緣就是有這些機會,你去做很順利,會做成功;沒有緣你做不成功,勉強去做,浪費時間,未必能得到效果。所以佛家講緣生,不攀緣,隨緣不攀緣,這樣心安理得。機會來了,是一樁好事,一定要做,做怎麼樣?別放在心上,心上要放阿彌陀佛,阿彌陀佛不但幫助我們往生,也幫助我們隨緣的事情順利成就,這個好。

文摘恭錄  二零一四淨土大經科註  (第二七一集)  2015/10/30

Tidak ada komentar:

Posting Komentar