Vihara pada tempo dulu, Mr.Fang Dong-mei memberitahuku bahwa dua ratus tahun yang lalu, tidak ada satupun yang tidak memberi ceramah Dharma. Apa yang diceramahkan? Yakni sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat, apa yang ingin dipelajari oleh penduduk setempat, maka para Bhiksu-Bhiksuni vihara ini akan menjelaskan sutra atau sastra yang terjalin dengan penduduk setempat.
Selama kurun waktu dua ratus tahun ini, vihara sudah tidak memberikan ceramah lagi, tidak mendidik lagi. Ketika saya memberi ceramah di Jepang, para Bhiksu di sana memberitahu padaku, 400 tahun yang lalu keadaan mereka masih serupa dengan Tiongkok. Mereka menerima budaya barat lebih awal 200 tahun daripada Tiongkok. Sekarang vihara di Jepang juga tidak memberi ceramah Dharma lagi, sungguh disayangkan.
Saya memotivasi para Bhiksu usia muda supaya bersedia mempelajari sutra dan sastra dengan bersungguh-sungguh, membangkitkan kembali metode tempo dulu. Bagaimana cara belajarnya? Yakni dengan “Membaca sutra hingga ribuan kali, makna sutra tersebut akan muncul dengan sendirinya”.
Meskipun tidak berhasil mencari guru juga bukan masalah, haruslah memiliki keyakinan yang teguh, bahwa benar-benar ada yang berhasil menguasai sutra tersebut meskipun tanpa guru, ini bukan semu.
Setiap hari anda membaca satu sutra saja, contohnya “Sutra Usia Tanpa Batas”, setiap hari menggunakan 10 jam untuk membaca sutra, saat permulaan membaca sutra tentunya masih belum lancar, membaca satu kali mungkin memerlukan 2 jam lamanya, 10 jam baru bisa mengulang 5 kali; setengah tahun kemudian sudah lancar membacanya, satu jam sudah bisa membaca satu kali, sehari sudah bisa membaca 10 kali; setahun kemudian sudah bisa menghafalnya.
Tujuan dari membaca sutra adalah menghafalnya, untuk melatih samadhi pelafalan Amituofo, jadi untuk mencapai samadhi. Oleh karena saat anda membaca sutra takkan timbul khayalan, takkan ada bentuk-bentuk pikiran, dengan cara ini untuk menghapus khayalan, bentuk-bentuk pikiran, membeda-bedakan, dan kemelekatan, mengembalikan pada hati yang suci, hati yang seimbang, jadi tujuannya seperti bagian judul sutra yakni “suci, seimbang dan tercerahkan”.
Jadi inilah tujuan membaca sutra dan bukan bisa menghafalnya, menghafal itu hanyalah sebagai pendukung saja, setelah membaca sutra dalam kurun waktu yang lama maka dengan sendirinya sudah bisa menghafalnya. Setelah seribu kali membacanya maka makna dari sutra tersebut akan bisa dipahami dengan sendirinya, anda sudah bisa membaca penjelasan yang ditulis oleh para praktisi senior baik tempo dulu maupun sekarang, anda juga memiliki kemampuan untuk menilai penjelasan yang dibuat, apakah sudah benar atau bermasalah, anda mampu melihatnya.
Setelah membaca seribu kali lagi, maka ketrampilan anda semakin mendalam, anda mampu melihat secara mendalam dan meluas. Kemudian membaca lagi seribu kali berarti sudah tiga ribu kali, maka dengan sendirinya anda sudah mampu menceramahkan sutra ini, takkan beda jauh dengan yang diceramahkan oleh praktisi tempo dulu, anda juga boleh menulis penjelasannya, untuk diwariskan pada generasi selanjutnya.
Kutipan Ceramah Master Chin Kung 1 November 2015
寺院庵堂,方東美先生當年告訴我,兩百年前,沒有一家不講經的。講什麼?是當地社會的需要,社會大眾需要學什麼,這寺廟裡這些法師就要選擇相應的經論來跟大家講解,接受教育。寺院裡不講經、不教學,大概就兩百年,不到三百年。我在日本講經,日本的法師告訴我,他們在四百年前,跟中國完全一樣。他們接受西方文化比中國人早,早兩百年,西方文化是從日本傳過來的,我們比它晚兩百年。現在日本寺院庵堂也沒有講經的了,很可惜。我鼓勵年輕的法師,要認真學習經論,要把古老的方法再撿回來。怎麼個學法?就是讀,「讀書千遍,其義自見」。找不到老師沒有關係,一定要相信,堅定的相信,真有無師自通,可不是假的。你每天讀這一部經,像這個《無量壽經》,每天用十個小時讀它,初讀的時候不熟,讀一遍大概要兩個小時,十個小時讀五遍;半年之後念熟了,一個小時念一遍,一天念十遍;一年之後,差不多都可以背誦。我們讀經目的不是在背誦,是什麼?是修念佛三昧,是修定。因為你念經的時候,就不會有妄想、不會有雜念,用這個方法把妄想、雜念、分別、執著給念掉,恢復清淨心、平等心,目標就在經題上「清淨平等覺」,是為了這個。不是為背誦,背誦是附帶的,念久了自然會背。念一千遍的時候,這個書的意思自然現前,你可以看古今大德的註解,你就有能力看得出他這個註解不錯,註得對,這個註得有問題,你就能看出來。再讀一千遍,你的功夫深了,你也看得深,也看得廣。然後再念一千遍,三千遍,你自自然然會講這部經,不比古人講得差,你要寫成註解,也可以傳到後世。就這麼個道理。
文摘恭錄 — 二零一四淨土大經科註 (第二七二集) 2015/11/1
Sumber :
Keseimbangan Batin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar