Orang yang berbuat jahat itu banyak kategorinya, yang bisa dinasehati haruslah dibimbing, yang tidak sudi dinasehati janganlah mencampuri urusannya, mengapa demikian? Orang yang tidak sudi dinasehati, ini dikarenakan rintangan karmanya mendalam dan berat, dia akan membencimu, dia akan mengutuk dan memarahimu, dengan demikian anda telah menjalin permusuhan dengannya.
Jika permusuhan sudah dijalin maka selanjutnya adalah problema besar, permusuhan ini akan dibawa hingga kelahiran-kelahiran berikutnya, tiada ujungnya. Maka itu hendaknya kita melatih kesabaran, takkan menjalin ikatan permusuhan dengan orang lain.
Meskipun dia menfitnah, menghina, mencelakai diriku, namun saya takkan menaruhnya di dalam hati, di hatiku tiada segala hal ini, di hatiku hanya ada sepatah Amituofo, karena saya bertekad lahir ke Alam Sukhavati, saya tidak ingin melanjutkan tumimbal lahir lagi, begini barulah betul.
Harus bisa bersabar, dengan bersabar barulah kemajuan batin bisa diraih. Jika tidak bisa bersabar, berseteru dengan orang lain, mau menang berdebat dengan orang lain, ini bukan hal yang bagus. Hal ini amat berpengaruh pada berhasil atau gagalnya keberhasilan sepanjang hidup, maka itu tidak boleh tidak diketahui.
Selain itu juga harus diterapkan dalam kehidupan keseharian, hidup harmonis dalam kebersamaan. Orang yang membenciku, menfitnahku, menghalangiku, ini dikarenakan dia tidak memahami diriku, andaikata dia memahami diriku, dia pasti akan bersukacita melihatku. Jadi mana boleh menyalahkannya?
Bukan hanya tidak boleh menyalahkannya, bahkan masih harus berterimakasih padanya, setiap hari kami memberi ceramah, melafal Amituofo, jasa kebajikan ini dilimpahkan kepada dirinya, mengapa demikian?
Dia telah membantuku mengeliminasi rintangan karma. Pada kehidupan ini telah belajar Ajaran Buddha, karma buruk yang diperbuat agak berkurang, tetapi pada kelahiran-kelahiran lampau karma buruk yang ditimbun adalah tak terhingga dan tanpa batas, orang-orang ini telah membantuku menghapus karma burukku yang berat, saya semestinya berterimakasih, pasti takkan ada perseteruan, takkan ada balas dendam, takkan ada kritikan, semua ini kami terima dengan ikhlas, kami menerimanya di dalam sepatah Amituofo, inilah praktisi pelafal Amituofo.
Meskipun orang lain tidak dapat memahaminya, namun Buddha Amitabha memahaminya, meskipun orang lain tidak bersukacita pada diriku, namun Buddha Amitabha bersukacita pada diriku, kita akan terlahir ke Alam Sukhavati dengan bebas tanpa rintangan, ini bukanlah kepercayaan takhayul, namun ini adalah nyata adanya.
Kutipan Ceramah Master Chin Kung 28 Oktober 2015
惡,種類很多,能教的要教,不能教的不教,為什麼?不能教的,他業障深重,他會怨恨你,他說你咒罵他,這樣跟人結了冤仇。冤仇結下去麻煩,生生世世冤冤相報沒完沒了。所以我們只要修忍辱,決定不跟人結冤仇。他毀謗我、他侮辱我、他陷害我,我不放在心上,心上沒有,心上只有阿彌陀佛,我要到極樂世界去,我不想再在這搞輪迴,這就對了。要能忍,忍才能成就自己的道業。不能忍,跟別人爭論,不是好事情。這個道理對於自己一生成功失敗影響很大,所以不能不知道。還要深深的明瞭通達,表現在日常生活行為上一團歡喜。怨恨我的人、毀謗我的人、障礙我的人,他對我不了解,他如果了解,他會歡喜。怎麼能怪他?不可以怪他。不但不怪他,還要感恩他,我們每天講經、念佛都迴向給他,為什麼?他替我消業障。這一世學佛了,造的業障少一點,過去生中生生世世累積下的罪業無量無邊,這些人給我消業,給我消重業,我應該存感恩的心,決定沒有對立,決定沒有報復,決定沒有批評,完全接受,接受在一句阿彌陀佛之中,這是念佛人。別人不能理解,阿彌陀佛理解,別人不歡喜,阿彌陀佛歡喜,我們會很順利往生到極樂世界,這不是迷信,這是事實。
文摘恭錄 — 二零一四淨土大經科註 (第二七O集) 2015/10/28
Sumber :
Keseimbangan Pikiran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar