Selasa, 12 Juli 2016

Jodohku Menyebarkan Dharma Hingga Keluar Negeri Adalah Berawal Dari Sebuah Lelucon

Jodohku menyebarkan Dharma hingga keluar negeri adalah berawal dari sebuah lelucon. Saat itu saya sedang menetap di Singapura, di negara ini saya memberi ceramah Dharma, mempersatukan berbagai agama. Ada praktisi yang berasal dari Indonesia datang mengunjungiku di Singapura, ingin mengundangku memberi ceramah Dharma di Indonesia. Saya mengamati tamu-tamu dari Indonesia ini, tampaknya mereka baru mengenal Buddha Dharma. Saya amat berterimakasih pada mereka, saya tidak ke sana, hanya melihat bagaimana jodoh yang akan datang.  

Lalu mereka bertanya padaku, jadi siapa yang dapat mengundangku agar bersedia ke Indonesia? Sambil berkelakar saya tahu bahwa syarat ini tidak mungkin bisa mereka penuhi, saya menjawab kecuali presiden kalian yang datang mengundangku, mungkin saya akan ke sana.

Tak terpikir olehku ternyata mereka menganggap serius dan melakukannya, mereka membawa wakil presiden mereka datang mengundangku. Tidak berhasil mendatangkan presidennya, jadi wakilnya juga boleh. Maka itu pertama kali saya menginjakkan kaki di Indonesia adalah atas undangan wakil presiden mereka, turun dari pesawat, mobil kami langsung menuju istana presiden, langsung disambut wakil presiden. Sedangkan dengan presiden hanya bertemu sekali saja, saat itu yang menjabat sebagai presiden adalah Ibu Megawati.

Sekali ini para praktisi dari Vietnam juga datang mengundangku, mereka mengatasnamakan presiden mereka datang mengundangku, tetapi tidak membawa surat undangan resmi. Ajaran Buddha di Vietnam sangat berjodoh denganku, vihara kami di Australia, sebagian besar umatnya adalah orang Vietnam. Venerable Wu Tong yang mengikutiku menjadi anggota Sangha juga adalah orang Vietnam, selama belasan tahun ini dia begitu giat, sebagian besar ceramahku diterjemahkannya ke dalam Bahasa Vietnam, peredarannya di Vietnam sangat meluas. Saya berjanji padanya, tahun depan akan meluangkan waktu ke sana. Kunjungan pertama ke sana adalah untuk beramah tamah, membina jalinan hubungan yang baik terlebih dulu, memahami kondisi di sana, kunjungan kali kedua barulah berceramah. Maka itu jodoh tidak masak, rintangan akan banyak, hal ini harus dipahami.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 14 Juli 2014


我這個海外弘法,是一句開玩笑的話引起來的。那個時候我住在新加坡,我在那邊講經教學,團結宗教。印尼有些同學到新加坡來看我,想邀我去,到那邊去講經弘法。我看那些邀請的人,大多數學佛時間都不很長,我對他們很感謝,我沒去,看以後的緣分。他就問我,那到底什麼人來邀請你會去?我就開了個玩笑,他們不可能做到的,我說你們總統邀請我會去。沒有想到他們就真正找到,找到副總統,副總統出的邀請函帶來了。怎麼樣?沒有找到總統,找到副總統。所以我第一次到印尼,是副總統邀請,下了飛機,我們的車就到總統府,跟副總統見面。跟總統也見了一次面,那時總統梅加瓦蒂。

這一次越南同修來邀請我,告訴我,他們用總統名義來請的,但是沒有正式的文件。越南的佛教跟我也很有緣分,我在澳洲,我們的道場越南人很多。悟通法師跟我出家,越南人,這十幾年來很用功,我講的許多經論都經過他翻成越南文,在越南流通很廣。我答應他,明年找時間我去訪問他們。第一次去還是去訪問好,我們建立感情,了解狀況,第二次再去講經。所以緣不成熟,障礙很多,不能不知道。

文摘恭录  二零一四淨土大經科註  (第七十六集)  2014/7/14

Tidak ada komentar:

Posting Komentar