Mengapa praktisi Tiongkok jaman dahulu kala dalam mempelajari sila memperoleh hati yang suci, sementara orang sekarang tidak memperolehnya, alasannya ada di mana? Praktisi tempo dulu memiliki akar budi pekerti, orang sekarang tak punya. Akar apa yang dimiliki oleh praktisi tempo dulu? Orang jaman dulu sejak kecil sudah dididik untuk berbakti, menghormati, mereka memiliki akar ini, maka itu pengamalan sila menjadi efektif bagi mereka, benar-benar dapat membantu mereka memperoleh kesucian hati. Sedangkan orang sekarang tidak punya rasa bakti, rasa hormat, sikap yang tidak tenang, baru belajar segelintir sudah menggunakannya seperti penggaris untuk mengukur prilaku orang lain, yang mana yang tidak sesuai standarnya maka akan segera dikritik, menciptakan Vaci-kamma (karma yang dilakukan melalui ucapan).
Di dalam kalangan Buddhisme ada sebuah kisah tentang Master Vinaya Dao Xuan, beliau merupakan guru sesepuh dari Aliran Vinaya Pegunungan Zhongnan, merupakan pendiri Aliran Vinaya di Tiongkok. Seorang Maha Bodhisattva muncul membuat peragaan untuk dilihat generasi selanjutnya. Pada saat itu Master Kui Ji adalah seorang Maha Bhiksu yang memberi ceramah Dharma, dia berasal dari keluarga bangsawan, awalnya dia tidak sudi meninggalkan keduniawian, namun Master Hsuan Tsang sangat mengkaguminya, lalu memintanya untuk menjadi Bhiksu, Master Kui Ji kemudian mengajukan tiga syarat.
Tabiatnya sudah sangat berat, sejak kecil melewati kehidupan di dalam istana yang penuh kemewahan, pamannya bernama Yuchi Jingde adalah jenderal besar Kaisar Tang Tai-zong. Sejak kecil sudah terlampau dimanja, tidak sanggup menderita, untuk memasuki Sangha saja harus membawa serta satu kereta yang berisi emas, perak dan permata berharga lainnya, Master Hsuan Tsang menyetujuinya, maka itu dia dijuluki sebagai “Master Tiga Kereta”, satu kereta lagi berisi buku-buku, suka membaca buku, lalu satu kereta lagi berisi gadis cantik, orang-orang memandangnya dengan pandangan sinis, tidak mampu mengamalkan sila.
Hari ini kebetulan Master Kui Ji akan melewati Pegunungan Zhongnan, maka itu terlebih dulu memberitahu kedatangannya kepada Master Vinaya Dao Xuan, dia ingin singgah dan berkunjung. Master Vinaya Dao Xuan sangat bersukacita menyambutnya, sambil mempergunakan kesempatan ini untuk memberi pelajaran kepada Master Kui Ji.
Master Vinaya Dao Xuan menjalankan sila dengan penuh disiplin sehingga menggugah para Dewa, sehari makan sekali, yakni di tengah hari akan ada Dewa yang mengantarkan persembahan makanan kepada beliau. Maka itu dia berpikir untuk menampilkan peragaan sejenak, besok siang Master Kui Ji akan tiba di tempat ini, andaikata dia dapat melihat langsung bagaimana Dewa memberi persembahan makanan padaku, agar dia tahu manfaat dari mengamalkan sila.
Keesokan harinya, Master Kui Ji tiba di tempat pertapaan Master Vinaya Dao Xuan, hingga siang hari masih juga tidak kelihatan Dewa datang memberi persembahan makanan, sehingga merasa sangat kecewa. Lalu dia mengantar Master Kui Ji menuruni pegunungan.
Hari berikutnya di siang hari, Dewa datang memberi persembahan, Master Vinaya Dao Xuan menegur si Dewa, kenapa kemarin kamu tidak datang mempersembahkan makanan? Dewa itu menjawab bahwa kemarin ada Bodhisattva Mahayana yang sedang berada di tempat tersebut, sehingga seluruh pegunungan dipenuhi oleh para Dewa pelindung Dharma, saya tidak bisa menerobos masuk ke sini. Setelah mendengar hal ini, keringat dingin membasahi sekujur tubuh Master Vinaya Dao Xuan, dia merasa amat malu dan menyesal.
Di dalam kalangan Buddhisme benar-benar ada kisah sedemikian. Makna dibalik kisah ini adalah sila yang diamalkan oleh Bodhisattva Mahayana adalah sila hati, hatinya tak tergoyahkan. Saat mata melihat rupa takkan timbul niat pikiran, mana mungkin ada perbedaan dan kemelekatan? Saat telinga mendengar suara, hidung mencium bau, lidah mengecap rasa, juga takkan timbul niat pikiran, ini merupakan kondisi batin siapa? Yakni kondisi batin Bodhisattva Dharmakaya. Apakah Dia masih memerlukan makanan dan minuman? Tidak perlu. Jika memang tidak perlu, lalu mengapa harus membuat peragaan sedemikian? Beliau berlakon untuk dilihat para makhluk, andaikata Saya tidak berlakon sedemikian rupa, maka orang-orang takkan berani belajar Ajaran Buddha; justru karena Saya melakonkan sedemikian, sehingga orang-orang akan beranggapan bahwa dirinya juga boleh ikut belajar Ajaran Buddha, jadi tujuannya adalah untuk menuntun para makhluk.
Kutipan Ceramah Master Chin Kung 27 Oktober 2014
為什麼中國古人學戒能得清淨心,現在得不到,原因在哪裡?古人有根,今人沒有根。古人什麼根?古人從小培養出來的孝、敬,他有這個根,所以那個戒管用,真正幫助他得清淨心。現在沒有孝、沒有敬,心浮氣躁,學會了一點就拿這個當作尺碼子到處量別人,不合標準就批評他,造口業!
佛門裡頭有道宣律師的故事,道宣是律宗的祖師,中國戒律開山第一位,終南山律宗的初祖,道宣律師。大菩薩示現,表演這一招給後人看。窺基大師那時候是大法師,講經教學的,這是貴族出家的,他本來不願意出家,玄奘大師看中他,叫他出家,他提出三個條件。他習氣很重,從小過的是宮廷富貴的生活,他的叔父尉遲敬德,唐太宗的大將。從小生活過慣了,不能吃苦,我出家要帶一車金銀財寶,玄奘大師同意了,叫「三車法師」,帶一車書籍,喜歡讀書,還有一車美女,人家諷刺他,不能持戒,叫三車法師。今天這個法師從終南山經過,通知道宣律師,他要到山上來訪問,來看看。道宣律師說非常歡迎,趁這個機會來教訓教訓他。
道宣律師持戒之精嚴感動天人,他日中一食,中午這一餐飯,天人送供養。他就想明天表演一下,明天中午窺基大師到這來,親眼看到天人供養我,炫耀一下,這持戒的好處。第二天窺基大師來了,到中午,天人沒有來送供養,大失所望。招待窺基大師他們一行下山。到第二天中午,天人來送供養,他就責備,昨天你為什麼沒來送供養?他說昨天大乘菩薩在這個地方,滿山都是護法神,我進不來。道宣律師聽了之後,身上流冷汗,慚愧。佛門裡有這麼個故事。這個裡頭都講表法的意思,大乘菩薩持的是心戒,《梵網心地戒品》,他不動心。眼見色沒有起心動念,哪來的分別執著?耳聞聲、鼻嗅香、舌嘗味都不起心不動念,這誰的境界?法身菩薩的境界。他需不需要飲食?不需要。不需要為什麼還要這樣表演?表演給眾生看,我要不這樣做,大家不敢學佛;我這樣做,這佛法好學,我也可以學,接引眾生。
文摘恭录 — 二零一四淨土大經科註 (第一二三集) 2014/10/27
Sumber :
Semilir Sukacita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar