Rabu, 13 Juli 2016

“Di Zi Gui” Merupakan Tindakan Nyata Dari Ayahbunda Untuk Diperlihatkan Kepada Anak-anaknya

 “Di Zi Gui” merupakan tindakan nyata dari ayahbunda untuk diperlihatkan kepada anak-anaknya, dengan cara inilah mendidik anak-anak, jadi bukanlah mengajari anak-anak agar bisa menghapalnya. Andaikata Oma Opa masih hidup, maka sebagai ayahbunda harus dapat berbakti pada Oma Opa agar si cucu dapat meneladani sikap bakti ayahbunda, setiap hari si cucu melihat perlakuan bakti ini, hingga berusia tiga tahun, dia sudah dapat membedakan mana yang baik dan buruk, dia akan menolak hal yang buruk dan menerima yang baik.

Maka itu pepatah Tiongkok mengatakan “Dengan melihat kepribadian anak di usianya tiga tahun, kita sudah dapat melihat kepribadian sepanjang hidupnya (usia 80 tahun sebagai patokan)”, jika anak dididik dengan baik hingga usia tiga tahun maka sang anak akan dapat menggenggam prinsip hidup yang baik hingga usia 80 tahun juga takkan berubah, akar ini telah ditanam dengan kuat.

Akar budi pekerti yang ditanam ini akan menghasilkan seorang insan suci, meskipun tidak mencapai taraf orang suci sekalipun, namun dia akan jadi  insan yang bijak. Maka itu insan suci dan bijak adalah hasil didikan, demikian juga Buddha dan Bodhisattva, dari dasar insan suci dan bijak meningkatkan kualitas diri menjadi Buddha dan Bodhisattva. Masa kini pendidikan moral sudah terabaikan, saat kita membicarakan hal ini, orang lain takkan percaya, mana mungkin masih bisa dipulihkan kembali? Maka itu kita harus membuktikan pada masyarakat, kita harus serius melakukannya.

Saat kini tayangan di televisi sungguh mencelakakan, internet menimbulkan bahaya yang sungguh parah, masih ada telepon genggam, semua ini tidak boleh digunakan, dengan adanya benda-benda ini, bagaimana hati manusia tidak kalut? Semua benda ini harus dilepaskan, saat indera kita mengadakan kontak dengan kondisi luar, mata melihat dan telinga mendengar, daya pikat keadaan di luar sungguh besar, sekarang kekuatannya lebih rumit daripada 50 tahun yang lalu.

Tahun 1977 merupakan saat pertama kali saya menginjakkan kaki di Hongkong untuk berceramah, Hongkong masih begitu lugu dan sederhana, saat itu di atap Taksi masih belum dibubuhi dengan iklan. Sekarang seluruh Taksi dipenuhi dengan iklan, sungguh mengganggu pemandangan. 30 tahun yang lalu Hongkong masih dipenuhi dengan kehangatan hidup berbudi pekerti yang lebih tebal daripada saat sekarang, sesama insani takkan saling tipu menipu, namun kini hati manusia telah berubah keseluruhannya. Tempo dulu meskipun bertemu dengan orang yang tak dikenal, namun masih ada rasa saling hormat menghormati, namun kini juga tiada lagi.

Maka itu agar masyarakat dapat kembali pada budaya tradisional warisan para leluhur, kami yakin ini harus mengandalkan kebajikan dari leluhur, harus mengandalkan perlindungan dari Buddha dan Bodhisattva. Kita harus mengerahkan segenap kemampuan untuk memberi teladan dalam tindakan nyata, dalam kewajiban dan peranan masing-masing, memberikan teladan yang terbaik. Setiap bidang pekerjaan dapat saling bekerjasama, ini yang paling bagus, menjadi contoh yang baik bagi masyarakat.  
  
Kutipan Ceramah Master Chin Kung 25 Agustus 2014


《弟子規》是父母做出來給小孩看的,是這樣教他的,不是教他念的。父母他自己的父母還在,盡孝道讓小孩看到,天天看,看到三歲,看到一千天,他就有能力辨別是非善惡,惡的他會排斥,他不接近,善的他生歡喜心,他有這個能力。所以中國古諺語有句話說,「三歲看八十」,三歲孩子教好,能夠掌握到八十歲不會轉變、不會改變,這根紮得好。這個根紮下去是聖人,他達不到聖人,他是賢人。所以聖賢教出來的,佛菩薩也是教出來的,從聖賢的基礎向上提升就是佛菩薩。現在這個教育沒有了,講起來人不相信,如何恢復?那就是我們要做給社會大家看,一定要認真。

現在這個電視很麻煩,網路害人更嚴重,還有手機,統統不能用,有這個東西,人怎麼能不心浮氣躁?不可能。這些東西統統擺脫掉,緣都給它斷掉。我們見色聞聲,外面誘惑力量比五十年前複雜多了。我是一九七七年第一次到香港來講經,香港還很純樸,那時候巴士上還沒有廣告。現在巴士全是廣告,多難看。三十多年前的香港的風氣比現在厚道多了,人跟人不騙人,現在的人心完全變了。那個時候就是陌生人也尊重別人,現在完全沒有了。這個社會恢復傳統文化,我們相信這樁事情要靠祖宗之德,要靠佛菩薩眾神來保佑。我們自己努力做好榜樣,自己在自己的本分上,我們從事哪個行業,在自己的本分崗位上做最好的榜樣。各個行業聯合起來,這就是最好的、典型的模範社會。

文摘恭录  二零一四淨土大經科註  (第九十九集)  2014/8/25 

Sumber :
Semilir Sukacita 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar